KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI

Bersama Menjaga Kelestarian Alam.

KAMI ADA UNTUK BUMI

Menanti Orang yang Berani Berbuat bukan Hanya Berani Duduk dan Diam.

Dedikasi Untuk Kelestarian Alam

Kamis, 17 November 2016

WAM I

WAM  atau Wisata Alam Mahorpala. Kabarnya kini  hangat ditelinga...

Kegiatan ini akan dimeriahkan oleh beberapa Band Indi dan Talent  seperti NOSSTRESS, Payung Sastra, NoTimeToRun, Ruang Baca, Makassar Rumble, Ochy Ocy tai ngongo, Alli, dan Mandala.

Sabtu, 12 November 2016

Konservasi SDA

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakanga
Sumber daya alam merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ini. Karena, tanpa ada sumber daya alam kita mustahil untuk dapat hidup di dunia ini, misalnya untuk makan maka kita mengambil makanan tersebut dari alam,untuk membangun rumah kita menggunakan kayu,kayu tersebut juga berasal dari sumber daya alam dan masih banyak yang lainnya. Pokoknya semua kegiatan di bumi ini pasti tidak terlepas dari sumber daya alam. Di Indonesia ini terdapat berbagai macam sumber daya alam yang melimpah, namun kita sepertinya tidak memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan baik dan juga tidak bijaksana dalam menggunakannya. Mengingat begitu pentingnya manfaat sumber daya alam ter sebut maka kita seharusnya melakukan konservasi atau melestarikan sumber daya alam tersebut untuk kelangsungan hidup kita.
1


Nilai guna atau manfaat suatu sumberdaya tergantung pada berbagai konteks ekonomi, politik, dan budaya. Mari kita pahami bagaimana sumberdaya ada/muncul, digunakan/dimanfaatkan, bahkan diperebutkan pada akhirnya.  Cara pandang manusia terhadap sumberdaya alam sangat mempengaruhi kesadaran lingkungan dan cara kelola umberdaya alam yang dilakukannya. Kesadaran lingkungan merupakan suatu proses mental yang membentuk pengertian tertentu atas sumberdaya alam dan lingkungan sekitar kita. Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan sumberdaya alam oleh manusia. Kelima faktor tersebut adalah kondisi atau latar belakang budaya, cara pandang terhadap sumberdaya alam, kondisi sosial, kelangkaan, serta faktor ekonomi dan teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A.    Pengertian konservasi Sumber daya Alam
Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata conservation, dengan pokok kata to conserve (Bhs inggris) yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau merugikan. Sedangkan sumber dalam alam sendiri merupakan salah satu unsur dari lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati, serta seluruh gejala keunikan alam, semua ini merupakan unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
3. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
4. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
2
Dari sedikit uraian tersebut diatas, maka konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragamannya.
3
Pengertian konservasi sumber daya alam dapat mengandung tiga aspek, yaitu :
1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan.
Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan :
1. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.
2. Pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.
3. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga kehidupan.
4. Pengawetan dan pemeliharaan keanekaragaman, jenis baik flora dan fauna beserta ekosistemnya.  Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa bertujuan untuk :
1. Menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan.
2. Menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa.
3. Memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada  agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.
4.
4
Pemanfaatan secara lestari bagi terjaminnya sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :
1. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
2. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.

1. B.     Jenis-jenis sumber daya alam
Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, ada 2 macam sumber daya alam, yaitu :
1. Renevable, sumber daya alam yang dapat dipulihkan/ diperbaharui, yaitu sumber daya alam yang dapat dipakai kembali setelah diadakan beberapa proses. Contoh : air, pohon, hewan dan lain-lain.
2. Anrenevable, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui/ dipulihkan apabila dipakai terus menerus akan habis dan tidaka dapat diperbarui.
Contoh : minyak bumi, batubara, Emas dan lain-lain.
Berdasarkan kegunaanatau penggunaannya, ada 2 macam sumber daya alam, yaitu :
1. Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi. Contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain.
2.
5
Sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi. Contoh : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam di bagi kedalam 2 macam jenis, yaitu :
1. Sumber daya alam hayati/biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.
2. Sumber daya alam non hayati/abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.
Berdasarkan pemanfaatannya, sumber daya alam di bagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. Sumber daya alam materi, yang di manfaatkan adalah materi sumber daya alam tersebut. Contoh: bahan galian yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan.
2. Sumberdaya alam hayati adalah sumber daya yang memanfatkan makhluk hidup meliputi hewan dan tumbuhan.
3. Sumber daya alam energi yang dimanfaatkan adalah energi yang tekandung dalam sumber daya alam tersebut. Contoh: bahan bakar minyak.
4. Sumber daya alam ruang merupakan pemanfaatan ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya.
5.
6
Sumber daya alam waktu: Sumber Daya Alam yang pemanfaatannya tergantung waktu. Contoh: Sawah tadah hujan hanya dapat difungsikan saat musim penghujan
Sumber daya alam berdasarkan nilai ekonomis atau nilai kegunaannya dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi merupakan sumber daya alam yang dalam mendapatkannya memerlukan biaya yang tinggi. Contoh : mineral dan logam mulia seperti emas, perak, intan.
2. Sumber Daya Alam Ekonomis Rendah merupakan sumber daya alam yang dalam mendapatkannya memerlukan biaya yang relatif murah. Contoh: Pasir, Batu.
3. Sumber Daya Alam nonEkonomis merupakan sumber daya alam yang dalam mendapatkannya tidak memerlukan biaya. Contoh : Udara, Sinar dan Panas Matahari
Sumber daya alam berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu :
1. Sumber daya lahan atau tanah.
2. Sumber daya hutan.
3. Sumber daya air.
4. Sumber daya laut.
5. Sumber daya mineral


7
Sumber daya alam menurut Barlow dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Sumber daya alam yang dapat diperbarui.
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
3. Sumber daya alam yang memiliki sifat gabungan sumber daya biologis dan Sumber daya tanah (lahan).

1. C.    Prinsip-prinsip etika biologi konservasi
Biologi konservasi berdasarkan pada serangkain prinsip-prinsip pokok yang secara umum disepakati oleh bidang-bidang ilmu dalam biologi konservasi. Prinsip-prinsip tersebut mungkin tidak dapat dibuktikan secara langsung. Namun, menyepakati semua prinsip-prinsip tersebut bukanlah suatu persyaratan mutlak bagi ahli biologi konservasi. Sebagai contoh, kaum keagamaan yang aktif dalam pergerakan konservasi yang tidak percaya pada teori evolusi, kemungkinan tidak sepakat dengan sebagian prinsip-prinsip biologi konservasi. Namun, rangkain pernyataan ideologi dan etika tersebut membentuk landasan filosofi dari disiplin ilmu ini, dan dapat memberikan inspirasi bagi pendekatan penelitian dan aplikasi yang praktis. Sepanjang individu-individu atau organisasi-organisasi sepakat dengan satu atau dua dari prinsip-prinsip tersebut, mereka sering kali bersedia mendukung upaya-upaya konservasi.
Inilah prinsip-prinsip konservasi yang tengah berkembang tersebut :
8
Keanekaragaman spesies dan komonitas biologi harus dilindungi. Pada umummnya, kebanyakan orang turut menikmati manfaat keanekaragaman hayati, sehingga setuju dengan prinsip-prinsip ini.
1. Kepunahan spesies dan populasi yang terlalu cepat harus dihindari.
2. Kompleksitas harus dipelihara. Banyak hal yang sangat berharga dan menarik dari keanekaragaman hayati hanya dapat ditemukan pada lingkungan alami. Misalnya, tumbuhan dengan bunga-bunga yang aneh dipolinasi oleh serangga-serangga yang khusus pula.
3. Evolusi harus berlanjut. Adaptasi evolusi merupakan proses yang mengarah pad pembentukan spesies baru dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
4. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik. Nilai ini tidak didapat hanya dari sejarah evolusi mereka serta peran ekologinya yang unik, namun juga dari keberadaannya.

1. D.  Mengapa sumber daya alam di konservasikan ?
Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi mengingat tanda–tanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat perlu, terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakat modern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difokuskan hanya pada bagian tertentu saja yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang dianggap terancam. Amat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam tersebut, tetapi jarang berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala yang lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pada umumnya.
9
Dengan alasan tersebut kegiatan–kegiatan konservasi akan lebih di tingkatkan dan lebih difokuskan pada tingkat penyelamatan ekosistem. Bagaimanapun waktu terus berlanjut dan ekosistem yang penting terus harus (wajib ) diplih untuk kegiatan konservasi pada saat ini. Diharapkan / dianjurkan bagi manusia dalam upaya penyelamatan 70 % keanekaragam hayati yang ada didunia. Dengan demikian dapat dapat dianggap ekosistem dinegara–negara dunia mendapat perhatian. Satu pendekatan konservasi sumber daya alam didunia menggali wilayah – wilayah potensi.

1. E.  Penerapan konservasi Sumber daya alam hayati
1. Konservasi sumber daya alam nabati merupakan suatu barang baru bagi masyarakat kita dan masyarakat lainnya didunia dan ini bertentangan dengan paham masyarakat pada umumnya. Maka diperlukan perjuangan yang cukup gigih dan berat untuk memasyarakatkan konservasi sumber daya alam.

1. Bahwa penempatan suaka alam dan kawasan pelestarian alam bukanlah suatu keputusan yang mubadzir tetapi adalah tindakan yang harus dilakukan untuk mencadangkan 10 % kekayaan alam yang sewaktu – waktu bisa dimanfaatkan secara bertanggung jawab.
2. Keberhasilan program konsevasi sumber daya alam hayati tidak semenarik keberhasilan program lainnya seperti program peningkatan pangan program listrik masuk desa dan lain – lain. Hal ini berdampak fisik dan spikologis pada kebijaksanaan masyarakat.
3.
10
Pembuktian perlu tidaknya konservasi sumber daya alam menggunakan disiplin ilmu yang kompleks. Jadi sulit dicerna oleh rata – rata masyarakat.
1. Rata – rata kebutuhan jangka pendek dan menengah bagi penduduk Indonesia belum tercapai, maka sulit untuk menyakinkan masyarakat bahwa kebutuhan jangka panjang juga perlu diperjuangkan sejak dini.
2. Terbatasnya sumber – sumber managemen ditengah – tengah masyarakat. Oleh karena itu masyarakat selalu cenderung mementingkan hal yang actual dan menarik.
3. Persepsi masyarakat terhadap tindakan pelanggaran hukum di bidang konservasi tidak sama dengan tindakan atau kejahatan lainnya.

1. F.   Upaya untuk melakukan konservasi sumber daya alam
Agar usaha pembangunan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di Indonesia dapat mencapai harapan yang telah ditetapkan secara garis besar perlu ditempuh upaya sebagai berikut :
1. Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi.
2. Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipe-tipe ekosistem yang ada.
3. Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai.
5. Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri.
6.
11
Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.
1. Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian pal-pal batas) peradaran flora dan fauna.
2. Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan.

G. Kendala dalam konservasi sumber daya alam
Dalam melaksanakan pembangunan konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya masih ditemui kendala pada umumnya diakibatkan oleh :
1. Tekanan penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber daya alam meningkat.
2. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai contoh beberapa kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan (eksploitasi sumber daya alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana prasarana.
4. Peraturan dan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini belum cukup mendukung pembentukan kawasan konservasi khususnya laut (perairan).

1. H.
12
Konservasi sebagai investasi
Upaya konservasi sumber daya alam selama ini nampaknya tenggelam di tengah gemuruh upaya eksploitasi besar-besaran yang tidak terkendali demi kepentingan sesaat. Kita bisa lihat bahwa utilisasi dari sumber daya alam yang kita miliki tidak sepenuhnya bisa dinikmati oleh rakyat dalam bentuk kemakmuran sebagaimana yang diamanahkan oleh konstitusi kita. Sumber daya alam kita banyak dieksploitasi untuk kemudian diekspor ke negara lain dengan harga yang sangat murah karena kita tidak pernah menghitung biaya kerusakan alam yang diakibatkannya. Hasil dari pendapatan akan penjualan kekayaan alam kita pun tidak kemudian otomatis diinvestasikan untuk memperkuat akumulasi modal fisik dan modal manusia Indonesia. Kita bisa lihat bahwa kualitas Human Development Index kita masih rendah dibandingkan negara yang tidak memiliki kekayaan alam seperti yang dimiliki Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Terkait dengan harmonisasi antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan, ada baiknya kita mencermati pesan dari Profesor Herman E Daly (2007), seorang guru besar di bidang ecological economics di University of Maryland yang patut kita camkan dan laksanakan terkait dalam hal pengelolaan S yakni pertama, membatasi pengunaan sumber daya alam yang menghasilkan limbah untuk tidak melewati ambang batas kemampuan biologis ekosistem dalam menyerapnya. Kedua, dalam mengeksploitasi sumber daya alm seyogianya tidak melampaui batas kemampuan ekosistem dalam meregenerasi sumber daya alam tersebut, dan, ketiga, dalam mengonsumsi sumber daya alam yang tak terbarukan, hendaknya jangan melampaui kecepatan dari pengembangan subsitusi sumber daya yang terbarukan.
13
Jangan sampai terjadi ketika semua potensi sumber daya alam  kita habis terkuras dan pada saat yang sama hasil pengelolaan sumber daya alam tersebut tidak digunakan untuk penguatan human capital di mana ketika pengembangan sumber daya manusia tidak teroptimalkan, maka kita akan mengalami keadaan sebagaimana pameo “sudah jatuh, tertimpa tangga pula”. Jika kita mampu mengelola potensi sumber daya alam kita dengan bijaksana dan berkelanjutan sekaligus manfaat adanya sumber daya alam tersebut dapat dirasakan secara optimal bagi kesejahteraan segenap rakyat, tentunya kekayaan sumber daya alam yang kita miliki tersebut akan menjadi berkah dan bukan menjadi kutukan.

1. I.     Sumber daya alam dan pembangunan ekonomi
Sebagai negara yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memang membutuhkan hasil ekstraksi dari sumber daya daya alam tersebut dalam membangun ekonominya. Secara teoritis, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan telah lama menjadi perdebatan yang cukup krusial. Teori ekonomi tradisional menyebutkan adanya trade-off antara pembangunan ekonomi dan kesinambungan sumberdaya alam/lingkungan hidup. Pertanyaan-pertanyaan mengenai mengenai trade-off antara pembangunan ekonomi dan konservasi sumber daya alam juga semakin mengemuka terutama di negara-negara berkembang di kawasan Asia, Amerika Latin, dan Afrika yang umumnya masih mengandalkan potensi sumber daya alam seperti hutan dan pertambangan bahan-bahan mineral sebagai sumber pendapatan ekonnomi.
Upaya menyeimbangkan kepentingan untuk pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan merupakan hal yang tak mudah dalam praktik. Feiock dan Stream (2001) menyebutkan bahwa banyak pemimpin di dunia dihadapkan pada pilihan yang rumit antara menjaga kelestarian lingkungan dan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, Feiock dan Stream dalam studinya mengenai dampak kebijakan lingkungan terhadap investasi swasta di 50 negara bagian di AS dalam kurun 1983-1994 menyebutkan bahwa tingkat investasi swasta dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan dengan regulasi lingkungan yang dapat mengurangi ketidakpastian.
14
Hasil kesimpulan studi mereka juga menyebutkan, konflik kepentingan antara bisnis dan kepentingan lingkungan memang tak bisa dihindari. Beberapa unsur tertentu dari regulasi lingkungan mungkin akan menciptakan disentif bagi kegiatan ekonomi, namun secara umum kebijakan lingkungan yang dibarengi dengan reformasi kelembagaan pada institusi yang berwenang dalam mengawasi kelestarian lingkungan hidup justru akan mendorong investasi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Tentunya investasi yang dimaksud tidak hanya bersifat mengeruk sumber daya alam tanpa kendali, namun harus memberikan manfaat bagi pengembangan modal fisik dan insani sekaligus tetap memperhatikan kaidah kesinambungan SDA dalam jangka panjang.
Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam juga akan menimbulkan biaya yang jauh lebih besar ketimbang dari manfaat ekonomi yang bisa kita ambil ketika “mother nature fights back” dalam bentuk bencana alam dan dampak kerusakan lingkungan terhadap kelangsungan kehidupan manusia. Apalagi saat ini kita telah mulai merasakan dampak perubahan iklim yang semakin nyata dengan semakin tidak jelasnya batasan antara musim penghujan dan musim kemarau. Kita bisa lihat akibat perubahan iklim dengan semakin seringnya terdengar berita gagal panen petani atau rusaknya tanaman mereka akibat iklim yang semakin tak menentu.
15
Dampak dari perubahan iklim akibat kurang bijaksananya kita dalam mengeksploitasi sumber daya alam (misalnya pembabatan hutan yang tak terkendali) dan manajemen pengelolaan lingkungan hidup yang tidak memperhatikan kaidah kesinambungan (sustainability) tentunya akan sangat berpengaruh dalam mempercepat kehancuran alam tempat kita berpijak. Jika alam sudah tak bersahabat dan bencana semakin sering tejadi, maka hal ini pun akan berdampak terhadap kita utamanya masyarakat yang masih hidup di bawah ambang batas kemiskinan di pedesaan dan kawasan terpencil yang masih menggantungkan hidupnya kepada pertanian. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam yang kurang bijaksana akan menyebabkan hilangnya ecosystem service seperti udara bersih dan segar, air bersih, dan keseimbangan ekosistem yang turut menopang keberlanjutan kehidupan manusia.

1. J.      Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pertambahan jumlah penduduk memerlukan peningkatan bahan pangan, papan, dan sandang demi kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut, dilakukan pembangunan di segala sektor. Dengan peningkatan pembangunan, maka akan terjadi peningkatan penggunaan sumber daya alam untuk mendukung pembangunan. Dalam penggunaan sumber daya alam tadi, hendaknya keseimbangan ekosistem tetap dijaga dan dipelihara. Tetapi, pembangunan seringkali berpengaruh negatif terhadap alam. Manusia seringkali mengadakan eksploitasi terhadap alam tanpa memperhitungkan ketersediaan dan keterbatasan sumber daya alam. Jika hal ini diabaikan terus-menerus oleh manusia, maka akan terjadi kelangkaan sumber daya alam bahkan sumber daya alam akan habis.
16
Manusia harus menyadari bahwa sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk kepentingan sekarang tetapi juga kesejahteraan anak cucu kita di masa depan. Untuk itu, perlu cara pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia.
Cara-cara pengelolaan sumber daya alam :
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan
Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan pupuk alami atau organik.
2. Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan.
3. Penggunaan peralatan yang tepat dalam pembukaan tanah agar topsoil tidak hilang.
4. Tidak membuang zat pencemar dan beracun ke saluran air, sungai dan laut.
5. Setiap pabrik industri harus membuat cerobong asap yang tinggi dan melakukan penyaringan asap.
6. Tidak membangun perumahan atau industri di wilayah resapan air.
7. Membuat terasering atau sengkedan pada lahan miring.

17
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam berwawasan berkelanjutan adalah:
1. Mengurangi eksploitasi yang berlebihan terhadap alam.
2. Menggunakan sumber daya alam secara efisien.
3. Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan.
4. Pengolahan barang tambang sebelum di ekspor agar memiliki nilai jual yang tinggi dan mengurangi penggunaan barang tambang.
5. Mencari alternatif penggunaan bahan bakar minyak.
6. Menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

1. Pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekofiensi
Contoh penerapan prinsip ekofiensi dalam kehidupan seharihari, seperti :
1. Menghemat penggunaan listrik,
2. Menghemat penggunaan air.
3. Menggunakan bensin super tanpa timbal untuk kendaraan,
4. Mendaur ulang kertas yang tidak terpakai,
5. Menjadikan sampah sebagai sampah atau pupuk,
6. Mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai (reuse),
7. Menggunakan kembali barang yang sudah dipakai (recycle),
8. Mengurangi eksploitasi yang berlebihan terhadap alam (reduce).


1. K.  
18
Contoh konservasi sumber daya alam di Indonesia
1. Kawasan suaka alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat dan diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
2. Kawasan pelestarian alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatannya secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
3. Cagar alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Selain contoh yang disebutkan diatas tentunya masih banyak lagi contoh yang lainnya seperti, melakukan reboisasi, membuang sampah pada tempatnya, tidak melakukan penebangan hutan secara liar dan lain-lain.









BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragamannya.
2. Nilai guna atau manfaat suatu sumberdaya tergantung pada berbagai konteks ekonomi, politik, dan budaya.
3. Sumber daya alam itu terbagi menjadi dua yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
4. Renevable, sumber daya alam yang dapat dipulihkan/ diperbaharui.
5. Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik. Nilai ini tidak didapat hanya dari sejarah evolusi mereka serta peran ekologinya yang unik, namun juga dari keberadaannya.
• Sunting
• Pantau halaman ini
• Baca dalam bahasa lain
Konservasi
Halaman disambiguasi (jangan diutak-atik)
Konservasi adalah pelestarian atauperlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris,(Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.[1]
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah [2]:
 Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
 Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
 (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
 Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
 Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi [sumber daya alam hayati] adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.
Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
KonflikSunting
Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan mencari sumber makanan, akhirnya satwa tersebut keluar dari habitatnya dan menyerang manusia. Konflik konservasi muncul karena:
1. Penciutan lahan & kekurangan SDA (Sumber Daya Alam)
2. Pertumbuhan jumlah penduduk meningkat dan permintaan pada SDA meningkat (sebagai contoh, penduduk Amerika butuh 11 Ha lahan per orang, jika secara alami)
3. SDA diekstrak berlebihan (over exploitation) menggeser keseimbangan alami.
4. Masuknya/introduksi jenis luar yang invasif, baik flora maupun fauna, sehingga mengganggu atau merusak keseimbangan alami yang ada.
Kemudian, konflik semakin parah jika :
1. SDA berhadapan dengan batas batas politik (mis: daerah resapan dikonversi utk HTI, HPH (kepentingan politik ekonomi)
2. Pemerintah dengan kebijakan tata ruang (program jangka panjang) yang tidak berpihak pada prinsip pelestarian SDA dan lingkungan.
3. Perambahan dengan latar kepentingan politik untuk mendapatkan dukungan suara dari kelompok tertentu dan juga sebagai sumber keuangan ilegal.
Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagaimana berikut:
 Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis/'tropical rain forest' yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)
 Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus: endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka, atau terancam punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis burung seperti elang garuda/elang jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-jenis ini biasanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
 Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.
 Lansekap (bentang alam) atau ciri geofisik yang bernilai estetik/scientik.
 Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global.
 Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).
KebijakanSunting
Di Indonesia, kebijakan konservasi diatur ketentuannya dalam UU 5/90 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU ini memiliki beberpa turunan Peraturan Pemerintah (PP), diantaranya:
1. PP 68/1998 terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
2. PP 7/1999 terkait pengawetan/perlindungan tumbuhan dan satwa
3. PP 8/1999 terkait pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar/TSL
4. PP 36/2010 terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman nasional (TN), taman hutan raya (Tahura) dan taman wisata alam (TWA)
Pengertian konservasi dan tujuannya serta manfaatnya – Apa itu definisi konservasi? Apa saja tujuan dan manfaat dari konservasi? inilah penjelasannya.
A. Penjelasan konservasi
Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan alam, konservasi bisa juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Conservation” yang berati pelestarian atau perlindungan.
Itulah diatas beberapa penjelasan mengenai konservasi semoga dapat dipahami.

Apakah yang dimaksud dengan konservasi…?
B. Beberapa tujuan konservasi
Adapun beberapa tujuan konservasi, yang diantaranya sebagai berikut ini:
• Yang pertama, untuk memelihara maupun melindungi tempat-tempat yang dianggap berharga supaya tidak hancur, berubah atau punah.
• Yang kedua, untuk menekankan kembali pada pemakaian bangunan lama supaya tidak terlantar, disini maksudnya apakah dengan cara menghidupkan kembali fungsi yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau mengganti fungsi lama dengan fungsi baru yang memang diperlukan.
• Yang ketiga, untuk melindungi benda-benda sejarah atau benda jaman purbakala dari kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam, mikro organisme dan kimiawi.
• Yang keempat, untuk melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara langsung yaitu dengan cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik itu secara fisik maupun secara langsung dari pengarauh berbagai macam faktor, misalnya seperti faktor lingkungan yang bisa merusak benda-benda tersebut.
C. Beberapa manfaat konservasi
Manfaat dari kawasan konservasi terhadap ekosistem, yang diantaranya sebagai berikut ini:
• Untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses – proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
• Untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
• Untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
• Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme dan lain-lain.
• Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagainya.
Jika dari segi ekonomi:
• Unutk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga kehidupan misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan lain-lain. Kerusakan pada lingkungan akan menimbulkan bencana dan otomatis akan mengakibatkan kerugian.
• Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika yang terkandung pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan untuk obat-obatan.
D. Dan inilah beberapa contoh konservasi alam
1. Cagar alam
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang keadaan alamnya memiliki kekhasan akan flora, fauna dan ekosistem yang memang perlu untuk dilestarikan dan perkembangannya secara alami. Baca juga: Pengertian cagar alam dan contohnya serta fungsinya.
2. Suaka marga satwa
Yang dimaksud dengan suaka marga satwa yaitu hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup bagi margasatwa yang memang memiliki nilai yang khas untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan maupun kebanggaan Nasional, pelestariannya bisa dilakukan secara alami maupun di sengaja.
3. Hutan mangrove atau hutan bakau
Hutan mangrove atau hutan bakau yaitu suatu hutan yang tumbuh diatas rawa-rawa perairan payau, hutan ini letaknya pada garis pantai dan dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air laut, salah satu peran dan manfaat dari hutan mangrove yaitu terdapatnya sistem pada perakaran tanaman mangrove yang kompleks, rapat dan lebat yang dapat memerangkap sisa-sisa dari bahan-bahan organik serta endapan yang terbawa oleh air laut dari daratan. Proses ini dapat menyebabkan air laut terjaga akan kejernihan dan kebersihannya, dengan demikian dapat memelihara terumbu karang karena proses ini mangrove sering sekali disebut dengan pembentuk daratan sebab endapan dan tanah yang ditahannya akan menumbuhkan kembali garis pantai.

Pengertian Konservasi dan Macam-macam Contoh Konservasi serta Upaya Pelestarian keanekaragaman Hayati
Berikut ini adalah pembahasan tentang konservasi, pengertian konservasi, macam macam konservasi, contoh konservasi, jenis jenis konservasi, Konservasi keanekaragaman hayati sebagai bentuk upaya pelestarian keanekaragaman hayati, upaya pelestarian lingkungan, konservasi sumber daya alam, pengertian konservasi lingkungan.


Pengertian Konservasi
Konservasi keanekaragaman hayati adalah upaya pengelolaan sumber daya hayati untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa sekarang dan masa mendatang.
Konservasi meliputi tiga hal, yaitu:

a) Perlindungan, berarti melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan.

b) Pelestarian, berarti melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.

c) Pemanfaatan, berarti memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.


Macam-macam Contoh Bantuk Konservasi Alam
Tempat konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia yang telah diresmikan pemerintah, misalnya berupa cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung, taman laut, taman hutan raya, dan kebun raya.


a) Taman Nasional
Taman nasional memiliki fungsi sebagai perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan terhadap hewan dan tumbuhan serta pelestarian sumber daya alam. Selain itu juga, taman nasional penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi.
Contoh: Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional Komodo di pulau Komodo, dan Taman Nasional Kepulauan Seribu.


b) Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki ciri khas, yaitu tumbuhan dan hewan yang perkembangannya diserahkan pada alam.
Contoh: Cagar Alam Rafflesia di Bengkulu, Cagar Alam Kawah Ijen di Jawa Timur, dan Cagar Alam Gunung Krakatau di Lampung.
c) Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam yang diperuntukkan guna melindungi keanekaragaman hayati di lautan.
Contoh: Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.


d) Kebun Raya
Kebun Raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat yang berasal dari berbagai daerah untuk tujuan konservasi, ilmu pengetahuan, dan rekreasi.
Contoh: Kebun Raya Bogor, kebun raya kuningan, kebun raya cibodas, kebun raya baturaden.

Gambar: Kebun Raya Bogor


e) Membuat Undang-undang tentang lingkungan hidup
Dasar hukum pelaksanaan hukum lingkungan di Indonesia adalah UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup.


f) Perlindungan terhadap pencemaran (polusi)
Setiap perencanaan dan kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sehingga dapat diketahui secara akurat dampak dari suatu usaha atau kegiatan, baik positif maupun negatif serta langkah apa yang dapat ditempuh untuk menanggulanginya.


g) Kalpataru
Kalpataru merupakan pemberian penghargaan terhadap perintis lingkungan hidup, penyelamat lingkungan hidup, dan pengabdi lingkungan hidu

Tali - Temali

TALI – TEMALI
A.   SEJARAH

Sejak beberapa abad yang lalu, tali sudah dipergunakan untuk berbagai macam pekerjaan sejak beberapa abad yang lalu. Beberapa yang tertua ditemukan di pekuburan mesir Yang diperkirakan telah ada sejak 5300 tahun yang lalu.
Orang-orang zaman dahulu membuat tali dari serat tanaman yang direkatkan satu sama lain dengan sejenis alat perekat dari damar.  Orang Indian amerika mengepang rambut kuda menjadi tali.  Serat-serat tanaman adalah bahan dasar rami dan tali manila sampai tahun 1940, ketika tali sintetis sudah dikenal.
Pada tahun 1928, pabrik industri “ DU PONT” memulai penelitian dasar untuk mencoba kemungkinan pemakaian bahan-bahan buatan sebagai pengganti bahan-bahan alami
Tahun 1930 tim peneliti DU PONT menemkan polimer sintetis yang dapat dibentuk menjadi kuat dan elastis.  Beberapa dari produk ini akhirnya dikembangkan dan menjadi seperti yang dikenal sekarang sebagai polypropylene, polyester dan nilon.  Pada tahun-tahun selanjutnya, berangsur-angsur bahan dasar tali berkembang menjadi lebih kuat dan mudah didapatkan.
B.   BAHAN-BAHAN PEMBUATAN TALI
1.   Bahan – Bahan Alami
-    Serat-serat daun Tanaman
-    Serat-serat kulit luar kelapa
-    Serat-serat dari sebangsa rerumputan
Bahan yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan atau serat alam berupa :
a.  Abaca ( Serat Manila ) Termasuk serat yang luas terdapat pada tumbuhan pisang-pisangan, selain keras dan kuat tali ini dikenal dengan tali manila
b. Sisal Jenis tali ini termasuk tali keras, serat ini tahan terhadap air laut dan banyak digunakan sebagai pelindung kabel bajun berlayar atau kain sarung
c.  Juts ( Rami atau Goni ) Jenis tali ini termasuk lunak dan dugunakan ntuk membuat benang, jika dicampur dengan serat yang keras akan menghasilkan tali yang cukup kuat
d. Rotan Biasanya dipakai untuk tali temali seperti pembuatan jembatan dan pembuatan tali ini dicampur dengan tangkai atau tali dengan batang.
2.   Bahan – Bahan Sintetis
Serat ini disebut juga serat buatan yang biasanya dibuat di pabrik  sehingga harganya lebih mahal tetapi jauh lebih kuat dan baik
a.    Polypropylene.
Tali yang terbuat dari bahan ini tidak menjadi lemah bila dalam keadaan basah, oleh karena itu sering dipergunakan dalam olah raga air.  Tali ini juga tahan terhadap kerusakan akibat bahan-bahan kimia, cukup tahan terhadap gesekan dan cukup lentur namun tali ini tidak tahan terhadap sinar matahari yang berlebihan, jadi umumnya tidak dipergunakan untuk kegiatan yang langsung terkena sinar matahari, apalagi yang menyangkut keselamatan manusia.  Walaupun demikian, ada beberapa keunggulan tali ini yaitu ringan, tahan terhadap pembekuan ( karena hanya menyerap sedikit air ) dan harganya relatif rendah.
b.   Polyester
Tali ini memiliki keunggulan ketahanan terhadap gesekan, punya kelenturan yang baik dan juga tegangan putus yang relatif tinggi dengan regangan yang kecil.  Tali ini tahan terhadap kerusakan akibat air, bahan kimia, sinar matahari dan suhu yang tinggi.  Karena ketahanannya yang tinggi terhadap asam dan hanya sedikit kehilangan kekuatan awal dalam keadaan basah karena itu tali ini sangat ideal dipakai dalam olah raga penelusuran gua ( caving ) asalkan asam tidak dibiarkan kering dalam jaringan tali
c.    Nylon
Pada umumnya, nylon 17 % lebih ringan dari polyester.  Tali yang terbuat dari bahan ini sangat elastis  sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menarik sesuatu yang agak berat.  Tali ini sangat kuat dan anyamanannya tidak mudah lepas dan usahakan tali ini tidak terkena air laut.  Dari semua bahan sintetis hanya tali ini yang dapat menyerap air walaupun hanya dalam batas tertentu
C.   JENIS – JENIS TALI
Untuk pemakaian tali, sesuaikan jenis tali dengan kegiatan dan keadaan medan, Beberapa jenis tali yang biasa dikenal :
-      Tali Ijuk
-      Tali Rafia
-      Tali Kasur
-      Tali Plastik
-      Tali Manila
-      Tali Hawzerlaid
-      Tali Karmantel
Disini kita akan membahas jenis tali Hawzerlaid dan karmantel karena biasa digunakan untuk kegiatan pemanjatan, penyeberangan, penelusuran gua dll.
Tali Hawzerlaid
Tali ini terdiri dari serat halus yang dipilih menjadi tiga bagian. Tali ini mempunyai kelebihan antara lain :
1.     Tahan terhadap Abrasi
2.     Mempunyai daya lentur tinggi
3.     Kontruksinya sedemikian rupa sehingga memungkinkan lebih   memudahkan pengamatan  terhadap adanya kerusakan pada tali
Kekurangan-kekurangan jenis tali ini antara lain :
1. Cendrung menjadi kaku bila sering dipakai, sehingga agak sukar membuat simpul ( karena itu setelah membuat simpul haruslah diperiksa sebaik-baiknya apakah simpul ini sudah terjalin rapi
2. Bentuknya yang sedemikian rupa cendrung melintir bila dipakai untuk Rapelling (Abseilling)
Tali Karmantle
Tali ini terdiri dari dua bagian yaitu inti (Karn) yang terdiri dari serat-serat berwarna putih dan bagian luar (Mantle) yang merupakan anyaman untuk menutupi bagian inti. Karmantel terbagi atas beberapa bagian berdasarkan konstruksi dan fungsinya, yakni :                                           
1.   Karmantle  yang digunakan untuk Rock Climbing
Bagian intinya dianyaman dan kelenturannya cukup tinggi (25%), lapisan luar terdiri dari anyaman yang tidak terlalu rapat
2.   Karmantle yang digunakan untuk Caving (Speleo Ropa)
Bagian dalamnya tidak dianyam sehingga daya lenturnya rendah (10%), sedangkan lapisan luarnya dianyam rapat sekali sehingga air dan lumpur tidak mudah masuk.  Daya lentur yang rendah dimaksudkan untuk menghindari Yoyo Effect yang membahayakan untuk penelusuran Gua Vertical.
3.    Karmantle  yang digunakan untuk Rescue ( Rescue Rope )
Bagian luarnya tidak dianyam rapat (sama dengan karmantle yang digunakan pada Rock Climbing), tetapi bagian dalamnya  lurus sama dengan  konstruksi  speleo rope sehingga daya lenturnya rendah (10%)
D.  UKURAN TALI
Ukuran tali biasanya Ø 11 mm atau Ø12 mm. untuk Abseilling atau ascending, ukuran tersebut baik di pakai dan dianggap cukup  tahan terhadap gesekan, tidak terlalu berat dibawah dan sesuai dengan besarnya alat yang digunakan untuk Abseilling dan Ascending.
Umumnya Karmantle dengan Ø sebesar itu mempunyai daya beban 2000 kg, kita dapat memakai dengan seenaknya. Di medan sesungguhnya kekuatan tali dapat berkurang karena berbagai hal antara lain :
Gesekan dengan tebing, simpul yan di buat tali tersebut, gesekan dengan alat turun (Descender) yang dibuat dari metal, hentakan – hentakan yang dihasilkan oleh gerakan Abseilling atau Ascending, panas matahari dan lumpur yang menempel pada tali.
Diameter 11 mm adalah ukuran standar yang umum dipergunakan oleh Rockclimbing dengan panjang sekitar 45 m (150 Feet). Ukuran tali Ø 9 mm sering dipakai, ukuran ini relative ringan serta cukup kuat tetapi lebih mudah putus bila tergesek. Sangat tepat bila dipakai untuk pendakian yang mudah dan Snow Climbing serta di pakai menaikkan barang – barang, Sackailing. Ukuran tali Ø 7 mm juga sering di pakai untuk kegunaan seperti di atas.
E.    SIFAT – SIFAT TALI
1. Terhadap Gesekan
Umumnya tebing karang yang tajam terutama Cliff (tebing laut), tali ini    sangat mudah rusak dengan adanya sheat (lapisan luar), core dapat terjaga dengan baik
Bila menggunakan tali untuk menurunkan beban dan terkena gesekan sebaiknya diberi alas (padding)  pada tempat yang tergesek.  Tabu bagi para pendaki untuk menginjak dan berjalan di atas tali.
2. Terhadap Zat Kimia
Karmantle sangat peka terhadap solvent seperti bensin, oli, asam-asam (air aki), serta basa-basa (sabun yang berkadar tinggi).  Wajib menjauhkan zat-zat kimia dari tali
3. Terhadap Panas
Karena merupakan bahan sintetis, tali ini tidak tahan terhadap sinar matahari kecuali bila sebagai belay, sangat bagus bila dikumpulkan pada tempat yang teduh
4. Daya Lentur
Sifat Khusus dari tali ini sangat menolong pendaki karena karmantle dapat memanjang beberapa persen bila beban (beban kejut).  Hal ini akan mengurangi shock yang terjadi bila pendaki jatuh
5. Pengaruh Simpul
Pembuatan simpul pada tali cendrung mengurangi kekuatan ali iti sendiri, Contoh :
Simpul Delapan Ganda mengurangi kekuatan tali sampai 10% dan simpul-simpul lainnya lebih dari itu
F.    MAINTENANCE TALI
Beberapa poin penting yang perlu kita ketahui dalam pemeliharaan/ perawatan tali (Maintenance) :
1.      Bila tidak digunakan, tali harus tetap dalam keadaan tergulung rapi dan sebaiknya digantung
2.      Lakukanlah pemeriksaan tali sebelum dipakai, tali karnmantle sering kali mengalami kerusakan pada bagian dalamnya, biasanya serat-seratnya putus, dan untuk mengecek apakah tali tersebut dalam keadaan baik rabahlah dan telusuri tali tersebut sejengkal demi sejengkal. Bila ada bagian dalam yang putus akan terasa perbedaan diameter tali tersebut.
3.      Jangan menggunakan tali melebihi kekuatan bebannya karena dapat menyebabkan kehilangan elastisnya sehingga tali tersebut dapat putus
4.      Jangan menduduki atau menginjak tali, karena tanah atau kotoran lain dapat menyelinap masuk diantara serat-serat tali tanpa diketahui utamanya pada tali karmantle
5.      Untuk mencegah membrodol ( terbongkar) ujung tali harus dirapikan dengan cara membakarnya dengan korek api atau ditempelkan pada pisau yang telah dipanaska
6.      Hindarilah turun dengan cara menghentak-hentakan (beban) pada tali, karena hal ini dapat mengurangi daya tahan tali secara perlahan-lahan
7.      Hindari tali dari panas matahari, misalnya : tali nylon  akan meleh pada suhu 215-220°C. Untuk menghindari tali dari kerusakan karena panas, ketika Abseilling jangan turun terlalu cepat.  Suatu tes pernah dilakukan telah menunjukkan bahwa kecepatan turun 0,5 m / dtk sedalam 100 m dapat menyebabkan descender yang terbuat dari metal mencapai panas 100 ° C.  sedang kecepatan turun  2 m /dtk  menghasilkan panas 150° C. Kecepatan turun yang aman adalah 12 m / menit
8.      Lepaskanlah semua simpul setelah memakai tali dan cucilah tali setelah  dipakai / digunakan dalam kegiatan eksplorasi atau latihan.  Jangan menggunakan air panas karena dapat menyebabkan kerusakan pada tali
9.      Catatlah riwayat pemakaian tali untuk mengetahui batas kekuatannya
10. Jangan pernah meminjam atau meminjamkan tali jika anda tidak yakin dengan keadaan tali tersebut dan janagan memakai tali yang diduga sudah kurang baik
G.  SIMPUL DAN IKATAN
1.   Simpul
Pengertian dari simpul adalah hubungan tali dengan tali. Dalam tali temali perlu kita mengetahui teknik membuat simpul dan penggunaannya secara cepat, sebab kekuatan tali ditentukan juga oleh kekuatan simpulnya. Simpul yang baik akan kuat, tetapi mudah diuraikan kembali, sebaliknya simpul yang buruk akan mudah lepas, tidak kuat dan mungkin sulit diuraikan kembali.
Penguasaan simpul sangat diperlukan pada kegiatan-kegiatan dialam bebas. Untuk dapat menguasai simpul-simpul yang sangat banyak jenisnya perlu latihan dasar dan penguasaan.
            Beberapa macam simpul sebagai contoh yang harus diketahui :
1.      Simpul Anyam (sheetband knot)
Untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besar dalam keadaaan kering dengan perbandingan 1 : 3.
2.      Simpul Anyam Berganda (Double sheetband)
Untuk menyambing dua utas tali yang tidak sama besar dalam keadaan basah dan kering dengan perbandingan 1 : 5.
3.      Simpul Mati (Reef Knot)
Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dan tidak basah.
4.      Simpul Nelayan (Fisherman’s)
Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar, sangat efektif menyambung tali yang licin dan basah.
5.      Simpul Kambing / Tiang (Bowline)
Simpul ini dapat disebut sebagai ratu dari segala simpul, tidak menjerat dan kuat. Karena itu digunakan untuk berbagai keperluan seperti tali pengaman, penambat perahu, simpul penutup pada gulungan tali dan sebagainya.
6.      Simpul Kambing Berganda(Portugas Bowline)
Untuk menolong, mengangkat orang dari bawah atau sebaliknya.
7.      Simpul Prusik (Prusik)
Simpul ini digunakan pada pertolongan dimana dibutuhkan gerak naik keatas melalui sebuah tali. Pada prinsipnya simpul ini menjepit bila mendapat tekanan dan bergeser bila didorong
8.      Simpul Erat (Sheenshank)
Untuk memendekkan tali tampa harus memotongnya
9.      Simpul Erat Berganda / Kursi(Duble Sheenshank)
Untuk mengangkat atau menolong orang dari atas kebawah.
10. Simpul Delapan Ganda (Figure off Eight or Overhand)
Digunakan untuk pemanjatan, dapat juga digunakan untuk mengikat tali pada suatu dan untuk menyambung tali
11. Simpul Pita (Water Knot)
Sering digunakan untuk menyambung webbing / tali pita meskipun dalam keadaan basah
12. Simpul Penarik (Slin Knot)
Sebagai dasar membuat simpul dan dapat membuat simpul ditengah tali.
2.   Ikatan
Ikatan adalah hubungan antara tali dan tali, macam – macam ikatan tergantung bagaimana posisi benda yang akan disatukan tersebut. Mengikat dua buah benda kayu dengan posisi diagonal tentu berbeda dengan cara mengikat 3 buah patok yang bertumpuk ( standard kaki tiga).  Ikatan banyak gunanya antara lain untuk membuat kerangka shelter / bivouac, menyatukan tumpukan kayu / barang berat agar mudah dibawa, membuat tangga kayu dan sebagainya.
Biasakanlah membuat ikatan dengan rapih seperti halnya membuat simpul, karena akan mempengaruhi kekuatan dan daya tahan persatuan benda – benda tersebut
Macam-Macam Ikatan yang perlu diketahiu :
1.      Ikatan Tambat (Timber Hitch)
Merupakan simpul yang sederhana, biasa digunakan untuk menambat perahu, ikatan pada tiang sebagai tali tanda ataupun hal - hal lain. Simpul ini semakin ditarik semakin kuat.
2.      Ikatan Pangkal (Clove Hitch)
Untuk mengikat pada tiang, patok secara tepat dan mudah dilepaskan.
3.      Ikatan Jangkar (Cats Paw or Cow Hitch)
Untuk mengikat pada tiang atau patok yang mudah dilepaskan, kuat bila ditarik kedua talinya.
4.      Ikatan Tarik
Untuk mengikat pada tiang tetapi sangat mudah dilepaskan (untuk turun tebing).
5.      Tarbuck Knot
Simpul ini tidak terlalu baik untuk digunakan pada kanmantle karena acap kali menjerat ataupun terlepas kembali, tidak demikian halnya bila digunakan pada tali serat alam
6.      Taut Line Hitch Knot
Simpul ini sifatnya hampir sama dengan tarbuck, yaitu tidak menjerat atau mengecil kalau talinya ditarik, tetapi dengan mudah digeser kalau ikatannya didorong
7.      Two Half Hitces Knot
Simpul ini menjerat, biasanya digunakan untuk mengikat tali pada pangkal kayu dan juga digunakan untuk menambatkan perahu dalam waktu yang cukup lama tanpa ada kemungkinan lepas.  Untuk para pendaki biasanya digunakan sebagai tali tetap atau untuk mengikat talii tenda.
8.      Bowline on a bight
Simpul ini sangat baik untuk pengamanan di medan yang sulit, biasanya dipergunakan untuk menurunkan pasien
9.      In line Figur Of Eight
Biasanya digunakan untuk mengangkat korban dari bawah
10. Double Line Figur Of Eight
Digunakan untuk mengangkat pasien dari bawah atau sebaliknya
MACAM – MACAM SIMPUL
Tinggalkan komentar
4 Desember 2013 oleh mapalapmkunm
Macam macam simpul (tali temali)
1.8 knot / simpul 8

2.water knot / simpul Pita

3.girth hitch knot / simpul Jangkar

4.double fisherman knot / Dobel Nelayan

5.Perusik Knot / Simpul Perusik

6.Bowline Knot / Simpul Kambing

7.Bunny Ears Knot / double 8


8.clove hitch / simpul pangkal

9.buterfly knot / Simpul kupu-kupu


Macam macam simpul (tali temali)
1.8 knot / simpul 8

2.water knot / simpul Pita

3.girth hitch knot / simpul Jangkar

4.double fisherman knot / Dobel Nelayan

5.Perusik Knot / Simpul Perusik

6.Bowline Knot / Simpul Kambing



7.Bunny Ears Knot / double 8

8.clove hitch / simpul pangkal

9.buterfly knot / Simpul kupu-kupu


Survival

Ketahui Apa itu Survival

Dalam melakukan perjalanan Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali diri dengan pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Mengapa Ada Survival ?Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan), Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan mental kita.

Baca juga : Sejarah Pecinta Alam dan Perkembangannya
1. Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
2. • Keadaan alam (cuaca dan medan)
3. • Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
4. • Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
5. Definisi Surviva lArti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
6. S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
7. U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
8. R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
9. V : Vitalitas tingkatkan
10. I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
11. V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
12. A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
13. L : Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survivalYang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental- Semangat untuk tetap hidup- Kepercayaan diri- Akal sehat- Disiplin dan rencana matang- Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan- Cara membuat bivak- Cara memperoleh air- Cara mendapatkan makanan- Cara membuat api- Pengetahuan orientasi medan- Cara mengatasi gangguan binatang- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan- Latihan mengidentifikasikan tanaman- Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan- Kotak survival- Pisau jungle , dll
5. Kemauan belajarLangkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam survivalBanyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panikPencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas- Kelelahan panas- Kejang panas- Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :- Longgar- Lengan panjang- Celana pendek- Kaos oblong
3. Serangan penyakit- Demam- Disentri- Typus- Malaria
4. Kemerosotan mental Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemahKeadaan lingkungan mencekamPencegahan : Usahakan tenangBanyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadangmencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum, Minum air sabun mandi panas, Minum teh pekat Di tohok anak tekaknya.
6. Keletihan amat sangatPencegahan : Makan makanan berkaloriMembatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematianMembuat Bivak (Shelter)Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin Macam :
a. Shelter asli alam Gua : Bukan tempat persembunyian binatang Tidak ada gas beracun Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alamc. Shelter buatan Syarat bivak :Hindari daerah aliran air Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh,Bukan sarang nyamuk/serangga, Bahan kuat,Jangan terlalu merusak alam sekitar,Terlindung langsung dari angin,Mengatasi Gangguan Binatanga.
c. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dl
l• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamukb.
d. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkanc.
e. LebahApabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas lukad.
f. LintahApabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnyae.
g. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semutf.
h. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahang.
i. UlarPembahasan lebih lanjut dalam materi EMC Membuat Perangkap (Trap)Macam-macam trap
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot shareBahan :• tali/kawat• Umpan• Batang kayu• Cabang pohon
Membaca JejakJenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan. Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :• Kotoran yang tersisa• Pohon atau ranting yang patah• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput.
Air Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. HujanTampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotanPotong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanamanAir yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan.
MakananPatokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung
ApiBila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesarFokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdiBuatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren. Survival kit Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
1. • Perlengkapan memancing
2. • Pisau
3. • Tali kecil
4. • Senter
5. • Cermin suryakanta, cermin kecil
6. • Peluit
7. • Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
8. • Tablet garam, norit
9. • Obat-obatan pribadi
10. • Jarum + benang + peniti
11. • dll

Bootani Zoologi


PENDAHULUAN
Kegiatan alam terbuka, merupakan kegiatan yang penuh dengan tantangan dan resiko. Oleh karena itu, para penggiat seharusnya telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai kegiatan alam terbuka guna kelancaaran dan keberhasilan kegiatan tersebut. Adapun pengetahuan-pengetahuan tersebut antara lain, Persiapan Perjalanan Alam Terbuka (PPAT), Mountaineering, Navigasi Darat, Botani dan Zoologi Praktis, dan Survival, yang kesemuanya saling berkaitan.
Pengetahuan mengenai Botani dan Zoologi Praktis sebagai salah satu pengetahuan dasar dalam kegiatan  alam terbuka, sama pentingnya untuk diketahui disamping pengetahuan lainnya yang telah disebutkan di atas. karena tidak selamanya seorang penggiat alam dibuai dengan hal yang indah, sewaktu-waktu penggiat tersebut akan dihadapkan dengan keadaan survival yang berarti terancamnya kelangsungan kehidupan kita, itulah sebabnya pengetahuan survival yang masih ada kaitannya dengan pengetahuan Botani Zoologi Praktis merupakan pengetahuan dasar teknik hidup di alam bebas.

A.                BOTANI
Pengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.
Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan sebagai :
a)      Bahan Makanan
Pedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :
-          Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
-          Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan ditunggu ada/tidak reaksi.
-          Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.
-          Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya)
-          Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.
-          Tumbuhan yang tidak berbau busuk.
-          Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).
-          Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
-          Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.
-          Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi
-          Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus)
-          Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L) Spreng).
-          Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).
-          Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).
-          Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).
-          Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).
-          Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.
-          Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram (Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).
b)      Bahan Obat-Obatan
Sudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain sebagainya (Lihat Daftar Tumbuhan Obat)
c)      Tempat Berlindung
Sebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung.
d)     Sumber Air
Untuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:
-          Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat.
-          penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.
-          Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.
-          Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung diminum.
-          Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung Semar, sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan berbau.
e)      Bahan Untuk Menyalakan Api
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat (gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat sumbur panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.
f)       Sarana Kegiatan Memasak.
Fasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.Tumbuhan yang berbahaya Racun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma). Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.
Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :
-          Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
-          Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
-          Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.
-          Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai cincin, warna menyolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti kotoran hewan), jika diiris/dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.
B.                 ZOOLOGI
Pengetahuan tentang hewan penting pula diketahui bagi para penggiat alam bebas. Dimana hewan dapat dimanfaatkan dalam usaha untuk menambah bahan makanan dan dapat dijadikan penanda ke sumber air. Oleh karena itu maka perlu juga diketahui mengenai perihal hewan-hewan dan kehidupan mereka. Cabang biologi yang mempelajari tentang hewan disebut Zoologi. Namun dalam materi ini hanya membahas mengenai peranan hewan bagi penggiat alam bebas. Hewan dapat dikomsumsi sebagai makanan, namun sebelumnya diperhatikan dahulu bahwa :
-          Ukuran tubuh hewan sangat bervariasi
-          Hewan mempunyai pola pewaktuan aktivitasnya, dapat aktif di siang hari atau aktif di malam hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kehadiran suatu jenis hewan :
-          Distribusi lokal dan regoinal serta kelimpahan populasi.
-          Pengaturan fisiologis, respon, adaptasi struktural dan perilaku perubahan terhadap perubahan
-          Perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya.
-          Perubahan-perubahan secara berkala (harian, musiman, dll) dari kehadiran aktivitas atau kelimpahan populasi hewan.
-          Dinamika populasi dan komonitas serta pola interaksi-interaksi hewan dalam populasi dan komunitas.
Peran hewan, Sebagai sumber makanan
Hal yang perlu diperhatikan :
-          Jenis hewan tersebut
-          Tempat hidup atau habitatnya
-          Ukuran tubuhnya
-          Makanannya
-          Pola tingkah laku hewan tersebut.
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
-          Mollusca (kerang-kerangan)
-          Annelida (cacing)
-          Insecta (serangga)
-          Crustacea (udang-udangan)
-          Pisces (ikan)
-          Amfibia (katak)
-          Reptilia (hewan melata)
-          Mamalia (hewan menyusui)
-          Aves (bangsa burung)
Penanda ke sumber air
-          Hewan bertulang belakang (Vertebrata), jejaknya yang menuruni lembah biasanya menuju ke sumber air.
-          Burung, jika terbang rendah secara langsung biasanya menuju ke sumber air dan jika terbangnya singgah-singgah biasanya berasal dari sumber air.
-          Serangga, biasanya hidup tidak jauh dari sumber air.

HEWAN YANG BERBAHAYA DAN BERBISA
Hewan dapat pula menimbulkan bahaya bagi manusia. Hal ini dapat disebabkan jika ia merasa terganggu dan dengan alat pembela dirinya maka hewan tersebut menyerang. Adapun jenis hewan yang berbahaya dan berbisa yang bisa kita jumpai di alam terbuka adalah sebagai berikut:
-          Nyamuk Malaria (Anopheles sp.)
-          Semut Api
-          Tawon atau lebah (Apis sp.)
-          Kelabang (Centripoda)
-          Kalajengking (Heterometrus cyaneus)
-          Pacet (Haemadipsa zeylanica) dan Lintah (Hirudineae sp.)
-          Harimau (Panthera tigris) dan Macan Kumbang (Panthera pardus)
-          Buaya (Crocodilla pororsus)
-          Ular (Ophidia)
Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
-          Tidak semua ular berbisa kepalanya segitiga, tetapi ular yang kepalanya segitiga adalah berbisa.
-          Pada punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang sampai ekor.
-          Mempunyai kelenjar gigi bisa pada bagian kepala.
-          Jika menggigit, meninggalkan bekas gigitan berupa dua buah lubang (gigi bisa).

DAFTAR TUMBUHAN OBAT
Beberapa jenis tumbuhan yang biasa dijumpai di alam terbuka/lapangan yang dapat di
manfaatkan sebagai obat, antara lain :
1.      Arbenan (Dechesnea indica)
Kegunaan :
-          Muntah darah: Caranya herba segar ditumbuk kemudian diberi air ±1 gls dicampur dengan gula merah secukupnya kemudian di tim, saring, setelah dingin baru diminum
-          Batuk, Flu/influensa: Herba digodok kemudian airnya diperas lalu diminum.
-          Digigit ular atau serangga: Herba segar ditumbuk sampai lumat kemudian dibubuhkan di
-          tempat yang tersengat atau tempat yang sakit.
2.      Asam (Tamarindus indica L.)
Kegunaan :
-          Bisul: Biji asam ditumbuk hingga halus diberi sedikit air garam dan dipakai untuk menurap bisul, lalu dibalutkan dan diganti 2 kali sehari.
-          Sariawan: Kumur-kumur dengan air asam
-          Demam: Daun asam ditumbuk kemudian perasan airnya diminum
-          Rematik/bengkak terpukul: Daun muda asam dan rimpang kunyit digiling halus, seduh dengan sedikit air panas kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Atau buah asam tanpa biji dilumatkan seperti bubur kemudian dipanaskan sebentar kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit.
-          Keseleo : Daun segar dicuci kemudian ditumbuk halus seperti bubur kemudian diturapkan ke tempat yang sakit.
3.      Bandotan (Ageratum longzoldes L.)
Kegunaan :
-          Demam, malaria dan radang paru (pnemonia): Herba kering dimasak dengan air kemudian airnya diminum sehari 2x.
-          Keseleo: Daun bandotan dilumatkan kemudian dibalurkan di tempat yang sakit atau diturapkan
-          Pada bagian yang sakit, diganti 2x sehari.
4.      Nangka (Arthocarpus heterophyllus )
Kegunaan :
-          Luka luar, borok: Daun dilumatkan menjadi bubuk kemudian dibubuhkan ditempat yang sakit.
-          Bisul, gigitan ular: Getah nangka dibubuhkan pada tempat yang sakit.
-          Sembelit: Buah nangka dimakan
-          Demam, malaria: Kayu nangka di rebus kemudian diminum.
-          Diare dan demam: Akar di rebus kemudian diminum airnya.
5.      Teki (Cyperus rotundus)
Kegunaan :
-          Bisul, luka tepukul, memar, gatal-gatal pada kulit: Teki dicuci digiling halus, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
6.      Pepaya (Carica papaya L.)
Kegunaan :
-          Malaria : Daun pepaya muda yang segar dicuci, digiling hingga halus dan tambahkan ¾ gelas air masak dan garam secukupnya, diperas, disaring dan diminum 3 x sehari.
-          Digigit ular berbisa: 5 jari akar pepaya dicuci, ditumbuk hingga halus dan ditambahkan dengan air garam tumbuk hingga seperti bubur, turapkan pada bekas gigitan lalu balut ganti 2x sehari-hari.
-          Sakit maag: 1 buah pepaya masak, kupas, cuci dengan air masak yang diberi air garam, dimakan 2x sehari, sehabis makan nasi.
-          Kaki gajah: Daun pepaya secukupnya dimasak dipakai merendam kaki yang membesar.
-          Luka bakar: Getah pepaya diusap ditempat pada luka bakar agar mencegah timbulnya lepuhan.
7.      Senggani (Melastoma candidum)
Kegunaan :
-          Sariawan, diare: 2 lembar daun muda dicuci lalu dibilas dengan air matang, kunyah dengan garam secukupnya lalu ditelan, buah dimakan sebagai obat sariawan.
-          Menetralkan racun singkong: 60 – 90 gram daun atau akar digodok, lalu diminum.
8.      Cengkeh (Egunia aromatika L)
Kegunaan :
-          Sakit perut, mulas dan mual: cara penanggulangannnya adalah 10 tetes minyak cengkeh seduh dengan ¼ cangkir air panas ditambahkan dengan 1 sendok makan madu, aduk sampai rata, selagi hangat minum 2 kali sehari.
-          Muntah karena lambung dingin, mual dan amandel: Beberapa butir cengkeh diseduh diminum sebagai teh.
-          Sakit gigi: 10 biji cengkeh disangrai hingga hangus kemudian giling, kemudian masukan ke dalam lubang gigi yang sakit tutup dengan kapas.
9.      Ketimun (Cucumus sativus L.)
Kegunaan :
-          Tekanan darah tinggi: 2 buah ketimun di parut kemudian di peras air perasan tersebut di minum.- Demam: ketimun dicuci kemudian di parut, hasil parutan di kompreskan di atas perut.
10.  Kunyit (Curcuma Longa Linn)
Kegunaan :
-          Demam, pilek dan hidung tersumbat: 20 gr rimpang segar, cuci, parut dan tambahkan ½ gls air matang kemudian di aduk dan di peras dengan sepotong kain, air perasan tersebut di minum 2 kali sehari, atau ambil sepotong kunyit, iris secukupnya , rebus dengan 1 gelas air sampai mendidih uapnya dihirup melalui lubang hidung yang tersumbat.
11.  Lengkuas (Alpina galanga)
Kegunaan :
-          Menghilangkan Rasa dingin, Kembung, muntah, mual, diare, kurang napsu makan: 3 – 6 gr lengkuas direbus, kemudian airnya diminum.

12.  Bakung putih (Ctinum aciaticum L.)
Kegunaan :
-          Sakit gigi: akar bakung digiling, lalu ditempelkan pada bagian yang sakiit, atau akar direbus dengan air bersih hingga mendidih lalu air hasil rebusan dikumur lalu dibuang.
-          Keseleo: Daun bakung dihangatkan di atas api kecil hingga layu kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
-          Bisul, radang kulit bernanah, bengkak: Daun dan bunga dicuci dan dihaluskan kemudian ditambahkan sedikit madu, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
-          Luka karena benda beracun: Umbi bakung dicuci kemudian dihaluskan, ditempelkan pada bagian yang luka.
-          Mengatasi buang air yang tidak lancar: daun diolesi dengan minyak kelapa lalu ditempelkan pada daerah kandung kemih.
-          Luka akibat benda beracun, digigit ular: 5 – 10 gr umbi dicuci, dihaluskan, disaring kemudian airnya diminum dan ampasnya ditempelkan pada bagian yang luka kemudian dibalutkan.
Catatan: Tumbuhan bakung mengandung racun, terutama dibagian umbinya, gunakan secara hati-hati.



13.  Begonia (Begonia sp.)
Kegunaan :
-          Sakit tenggorokan: 15 gr umbi begonia dicuci kemudian diiris-iris, tambahkan 300 cc air lalu dihaluskan, air tersebut dipakai untuk kumur-kumur.
14.  Bugenfil (Bougainvilaea glabra Chaicy)
Kegunaan :
-          Bisul: dengan cara bunga bugenfil dan daun cocor bebek, dibersihkan kemudian dihaluskan dan ditempelkan pada bagian yang sakit.

15.  Bunga Matahari (Helianthius annus L)
Kegunaan :
-          Sakit gigi: 60 gr dasar bunga + 5 gr jahe di rebus dengan 600 cc hingga menjadi 300 cc,
-          kemudian disaring, lalu diminum selagi hangat.
-          Sakit perut saat datang haid: 30 gr bagian dasar bunga matahari + gula merah secukupnya direbus dengan air secukupnya, disaring lalu air tersebut diminum.
16.  Bunga Tasbih (Canna Indica)
Kegunaan :
-          Luka berdarah: radang kulit bernanah, jerawat: akar atau rimpang segar bunga tasbih secukupnya dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
-          Ambein: 30 – 60 gr, akar rimpang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring kemudian diminum.
17.  Bungur (Lagerstromia indica L)
Kegunaan :
-          Migrain atau sakit kepala sebelah: 30 gr daun dan akar dimasak bersama 60 gr daging sapi lalu dimakan
-          Sakit gigi: 15 gr akar bungur dimasak bersama dengan daging ayam atau sapi hingga matang lalu dimakan.
18.  Kembang merak (Caesalpina pulcherrima)
Kegunaan :
-          Luka terpukul: Bunga dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
-          Penyakit kulit: Daun dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
-          Sariawan: Daun kembang merak direbus hingga mendidih, disaring airnya dipakai berkumur-kumur.
-          Perut kembung: Daun + alang-alang + bawang putih ditumbuk halus lalu dibalurkan pada perut yang kembung
-          Panas: Bunga kembang merak direbus lalu disaring dan diminum.
-          Diare akut: Kulit batang ditumbuk halus, diseduh dengan 100 cc air lalu diminum hangat-hangat.
Catatan : Wanita hamil di larang minum obat ini.
19.  Kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L)
Kegunaan :
-          Bisul: daunnya dihaluskan ditambahkan sedikit garam dan ditempelkan pada bisul dan dibalutkan kain kasa.
-          Jerawat: Buahnya dibuat zat tepung dan ditambahkan air secukupnya lalu diolesi muka yang berjerawat.
-          Koreng, luka terpukul, eksim: Tumbuhan segar secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit atau direbus dengan air secukupnya, digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
-          Amandel, radang tenggorokan: akar kembang pukul empat dibersihkan kemudian dijus, lalu airnya diminum.



20.  Tomat (Lycopersicon esculentum)
Keguanan :
-          Kulit terbakar sinar matahari: Daun muda setelah dicuci bersih, diremas, dibalutkan ke kulit yang terbakar.
-          Demam: 3 buah tomat masak dicuci dan dipotong-potong, diremas dengan ½ cangkir air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring lalu diminum 3 kali sehari.
21.  Melati (Jasminum sambac)
Kegunaan :
-          Luka, patah tulang, keseleo: Akar melati secukupnya dicuci dan dihaluskan lalu dimasak, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalutkan dengan kain kasa.
-          Susah tidur (Insomnia): 1 – 1,5 gr akar dicuci bersih, digiling tambahkan air masak secukupnya, saring kemudian diminum.
-          Radang mata merah: Bagian bunga dicuci bersih lalu digodok sebagian air diminum dan sebagian lagi untuk mencuci mata.
-          Bengkak akibat gigitan binatang: Daun atau bunga secukupnya dicuci, digiling halus, tempel ke tempat yang sakit.
-          Demam, sakit kepala: 10 gr daun dan 10 bunga melati, diremas-remas, direndam dengan air secukupnya air tersebut digunakan untuk mengompres.atau akarnya dilumatkan dan ditempelkan pada dahi.
-          Cacingan: 15 gr akar + 1 pilah daun pepaya direbus dengan 600 cc air rebus hingga air menjadi 300 cc lalu disaring, air saringan diminum hangat-hangat..
-          Sesak napas: 10 lembar daun melati direbus dengan 600 cc air rebus hingga mendidih, tunggu hingga air rebusan menjadi 300 cc kemudian beri dengan garam secukupnya, saring dan minum 2x sehari sebanyak 150 cc.
Catatan: wanita hamil dan dalam kondisi lemah dilarang menkomsumsi obat ini.
22.  Widuri (Calotropis gigantea)
Kegunaan :
-          Gigi rusak: Getah widuri 3 – 4 tetes dengan kapas dan dilumurkan pada gigi yang rusak dan jangan sampai kena gigi yang sehat.
-          Kutil: Getah widuri + kapur sirih diolesi pada kutil 2 –3 kali sehari.
-          Eksim: Getah dioleskan 2 – 3 kali sehari.
23.  Alang-alang (Imperata cylindrica)
Kegunaan :
-          Muntah darah, mimisan: 30 –60 gr akar segar yang telah dibersihkan, dipotong-potong lalu digodok (rebus) dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, minum setelah dingin.
24.  Bayam duri (Amaranthus spinosus)
Kegunaan :
-          Sakit kerongkongan: 45 gr akar segar dicuci bersih, digodok, minum.
-          Demam: 1 genggam daun segar dicuci, digiling halus dan ditambahkan air secukupnya dan dikompreskan pada dahi.

25.  Belimbing manis (Averrhoa carambola)
Kegunaan :
-          Influenza, sakit tenggorokan: 90 – 120 gr buah belimbing segar diparut, air perasannya diminum, atau buahnya dimakan.
-          Bisul: daun segar secukupnya dicuci, digiling, diaduk dengan air cucian beras, sampai menjadi adonan seperti bubur, tempelkan ke tempat yang sakit lalu dibalut.
-          Malaria: 15 –24 gr Bunga kering diseduh dengamn air yang mendidih, diminum 2 kali sehari.
26.  Cabe rawit (Capsicum frutescons)
Kegunaan :
-          Sakit perut: Daun muda digiling halus lalu dicampurkan dengan sedikit kapur sirih dibalurkan pada perut yang sakit.
-          Frostbite: kulit cabe ditempelkan pada bagian yang sakit.
27.  Sambiloto (Andrographis pariculata)
Kegunaan :
-          Batuk rejan: 3 lembar daun diseduh dengan air panas, dicampur dengan madu secukupnya minum sehari 3 kali.
-          Sakit gigi, infeksi telinga tengah, hidung berlendir: 9 – 15 gr herba segar digodok dan diminum atau dilumatkan dan diperas airnya untuk tetes telinga.
-          Digigit ular berbisa: Daun segar dilumatkan diaduk dengan tembakau (rokok) diturapkan pada tempat yang luka, 9 –15 gr daun segar, digodok,diminum.
-          Demam: Tumbuk segenggam daunnya dan 1 sloki air bersih, disaring, diminum daun segar sambiloto untuk mengompres badan yang panas.
28.  Jambu biji (Psidium guajava)
Kegunaan :
-          Diare: 3 lembar daun jambu biji mudah dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan, dikonsumsi 2 kali sehari, atau ditumbuk dengan ½ cangkir air, kemudian diperas lalu diminum.
-          Luka berdarah: Daun segar dilumatkan tempelkan pada bagian yang sakit.
29.  Jarak pagar (Jatropha capcar)
Kegunaan :
-          Gatal-gatal, eksema: Daun dipanaskan diatas api sampai lemas,diremas untuk pemakaian setempat.
-          Jatuh, terpukul, bengkak: Daun segar dicuci bersih, kemudian diremukkan tempelkan pada bagian yang sakit.
-          Sakit gigi: Petik setangkai daun, getahnya diambil lalu dimasukkan pada lubang gigi yang sakit.
30.  Kangkung (Ipomoer aquabiza)
Kegunaan :
-          Keracunan makanan: 500 – 1000 gr kangkung segar cuci kemudian bilas dengan air matang, tumbuk lalu diperas airnya, kemudian diminum.
-          Mimisan: 50 gr kangkung segar dicuci bersih kemudian ditambah gula secukupnya, digiling halus kemudian diseduh dengan air panas setelah dingin disaring kemudian diminum.
-          Susah tidur, sembelit: Batang dan daun direbus dan dimakan sebagai lalap atau ditumis.
-          Badan lemah (Neurasthenia): Kangkung segar 1/3 genggam daun, ¼ genggam akar, dicuci ditumbuk halus tambhakan ½ cangkir air masak dan 1 sendok madu diperas, disaring minum 3 kali sehari.
-          Digigit ular: kangkung segar dicuci, ditumbuk halus, diperas airnya sampai terkumpul ½ mangkuk diminum bersama arak, ampasnya dibubuhkan pada tempat yang sakit.
-          Digigit lipan: Kangkung segar, setelah dicuci ditambahkan garam secukupnya digiling hingga halus, dibubuhkan pada tempat yang sakit, lalu dibalutkan.
31.  Pacing (Costus speciosus)
Kegunaan :
-          Digigit ular: Satu batang paling seutuhnya dicuci lalu ditumbuk halus, beri air garam ampasnya untuk menurap luka gigitan ular lalu dibalutkan sehari 2 kali.
-          Radang mata: 3 jari batang paling cuci ditumbuk, peras dan saring airnya untuk ditetesi pada mata yang sakit, 3 – 4 kali perhari sebanyak 2 tetes.

32.  Pohon Sig Sag (Pedilanthus tithymaloides)
Kegunaan :
-          Borok, koreng, luka berdarah: Tanaman segar dicuci bersih, digiling bubuhi ke tempat yang sakit
-          Gigitan lipan atau kelabang, bengkak terpukul: Tanaman dilumatkan dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.

33.  Pule pandak (Ranfolvia serpentina)
Kegunaan :
-          Sakit kerongkongan: Akar secukupnya di iris tipis-tipis akar tersebut dihisap seperti permen
-          Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kantung empedu, luka terpukul, kurang napsu makan, sakit perut: 10 -15 gr akar digodok diminum.
-          Demam influenza : 25 gram daun digodok diminum
-          Luka terpukul atau digigit ular: Daun segar dilumatkan,dibubuhkan pada tempat yang sakit.
-          Luka berdarah: Daun muda secukupnya ditumbuk dan dibubuhi pada tempat yang sakit.
34.  Rumput bambu (Lophatherum gracile)
Kegunaan :
-          Demam, gelisah, haus: 10-15 gr daun atau akar dicuci bersih, lalu digodok, minum setelah dingin .
-          Demam, haus, air kemih sedikit termasuk infeksi akut pada saluran kemih: 3 – 9 gr daun dan batang dicuci bersih lalu digodok dan diminum sebagai teh.
-          Bisul pada kelopak mata (hordeolum), dan luka pada selaput bening mata: Batang dan daun dicuci bersih, dibilas dengan air matang, ditumbuk halus lalu diperas, air perasan dipakai sebagai obat tetes.
35.  Srikaya (Annona squamosa L.)
Kegunaan :
-          Borok, bisul yang keras: daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai menjadi bubur, tambahkan sedikit garam, dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Air godokan daunnya digunakan untuk mencuci luka dn borok.
-          Tiba-tiba pingsan, menenangkan pada gangguan histeris: Daun secukupnya setelah dicuci bersih, lalu diremas atau ditumbuk halus, penderita menghirup bau remasan atau air perasan daun tersebut.
-          Obat luka: Daun secukupnya digodok, airnya untuk mencuci luka.
36.  Suruhan (Piperomis pellucida)
Kegunaan :
-          Sakit kepala: seluruh tumbuhan dilumatkan, ditempelkan ke tempat yang sakit.
-          Sakit perut: 30 gr herb segar setelah dicuci ditumbuk halus, air perasannya diminum.